Senin, 05 Desember 2016

Artikel tentang Kebakaran Hutan dan Lahan

INTEGRASI SALURAN AIR OTOMATIS MENGATASI KARHUTLA
(Kebakaran Hutan dan Lahan)
Muhamad Zainul Faizi
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang,
zainulfaizi12@gmail.com

Abstrak
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan wilayah perairan yang luas dan ribuan pulau.Namun, bukan berarti wilayah daratan di Indonesia sedikit. Bahkan, berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia luas kawasan hutan Indonesia sekitar 130 juta hektar. Namun, dewasa ini di Indonesia banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan.Kebakaran hutan diakibatkan mulai dari perubahan cuaca yang ekstrem hingga adanya ulah manusia yang sengaja untuk keperluan bisnis atau usaha.Kebakaran terjadi di beberapa wilayah yang sangat luas.Hal ini juga berdampak besar dalam beberapa aspek, yaitu lingkungan, materiil, dan sosial masyarakat.

Oleh karena itu, penulis membuat rancangan yang digunakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Rancangan tersebut diatur dengan pembuatan saluran pipa air yang terintegrasi dengan baik untuk mengatasi kebakaran secara cepat.Saluran pipa air difungsikan dengan memanfaatkan sensor suhu dan api, sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran yang titiknya tidak mudah dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat berupa saluran air otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya pengendalian terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cepat sekaligus dapat bekerja tanpa campur tangan manusia secara langsung.Dengan membangun jaringan yang begitu luas dengan baik, mengakibatkan kerugian yang ditimbulkan kebakaran hutan dan lahan akan semakin mengecil.
kata kunci : air, api, pipa, sensor suhu dan api



PENDAHULUAN
            Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi di Indonesia tersebar di beberapa wilayah dengan rataan area yang terdampak yang bermacam-macam.
Dikutip dari situs bbc.com, dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis (29/10), Greenpeace mempresentasikan data sebaran titik api yang ada di berbagai konsesi di Indonesia.
Berdasarkan perhitungan mereka dari tanggal 1 Agustus sampai 26 Oktober 2015, 111.860 kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, kebanyakan terjadi di Kalimantan Tengah (25%) dan Sumatera Selatan (22%). Sedangkan lokasi kebakaran terbanyak ketiga, atau 10% dari kebakaran yang terjadi, ada di Papua.
Dengan banyaknya total area lahan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan membuat perlu upaya penanggulangan yang tepat untuk mengatasinya.Cara mengatasi sebelumnya menggunakan mobil pemadam kebakaran dan menggunakan helikopter dianggap masih belum maksimal, hanya hujan alami yang mampu membuat kebakaran dapat teratasi dengan baik.
         Dengan adanya hal tersebut, perlu terobosan agar masalah kebakaran dapat diatasi dengan baik.Pembangunan saluran air yang terintegrasi dengan baik pada lahan gambut atau hutan dianggap salah satu solusi jangka panjang yang jika dapat terealisasi akan menjadi sangat berguna untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan.

PEMBAHASAN
2.1 MODEL
Rancangan alat yang akan dipergunakan tersebut diatur dengan pembuatan saluran pipa air yang terintegrasi dengan baik yang di tanam dibawah lahan perkebunan.Saluran pipa air ini kemudian dapat difungsikan dengan memanfaatkan sensor suhu dan api, sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran yang titiknya tidak mudah dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat berupa saluran air otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya pengendalian terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cepat sekaligus dapat bekerja tanpa campur tangan manusia secara langsung.Namun tetap diberikan sebuah tombol manual untuk dapat pula menghidupkan pipa air tersebut.
2.2 Akibat dari kebakaran hutan dan lahan

Menurut Tacconi(2003:28) kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan berkelanjutan, dampaknya juga langsung pada ekosistem, kontribusi kebakaran terhadap emisi karbon, dan dampak terhadap keanekaragaman hayati.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia terjadi di beberapa tempat dengan total wilayah yang sangat luas.Begitupun dengan dampak dari karhutla itu sendiri, dampak dari kebakaran juga dalam beberapa aspek.Aspek yang pertama yaitu tentang dampak aspek lingkungan berupa adanya kabut asap.

Aspek kedua dari dampak kebakaran hutan yaitu kerugian secara materiil.Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana(2016) dalam dua tahun saja, kerugian akibat kabut asap yang dihitung selama tiga bulan dari Februari sampai April- di Provinsi Riau mencapai mencapai total sekitar  Rp20 triliun.Jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan makin bertambah besar.Hal ini dikarenakan gejala alam El Nino yang diperkirakan akan terjadi pada musim kemarau 2016 mendatang dikhawatirkan akan meningkatkan kasus kebakaran hutan di Indonesia. (modifikasi, sumber:www.bbc.com)

PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia terjadi dikarenakan bebreapa sebab.Mulai dari perubahan cuaca yang ekstrem hingga adanya ulah manusia yang sengaja untuk keperluan bisnis atau usaha.Kebakaran terjadi di beberapa wilayah yang sangat luas.Hal ini juga berdampak besar dalam beberapa aspek, yaitu lingkungan, materiil, dan sosial masyarakat.
Dengan pembuatan saluaran pipa air yang terintegrasi dengan baik menjadi salah satu upaya dalam mengatasi kebakaran secara cepat.Saluran pipa air juga makin memudahkan dengan adanya sensor suhu dan api, sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran yang titiknya tidak mudah dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat berupa saluran air otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya pengendalian terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cepat.Meskipun hal ini memang bukan perkara mudah membangun jaringan yang begitu luas dengan baik.Namun langkah ini sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan dan lahan, karena kerugian yang ditimbulkan sangatlah luas.




















Daftar Pustaka
TACCONI, Luca. Kebakaran hutan di Indonesia: penyebab, biaya dan implikasi kebijakan. CIFOR, Bogor, Indonesia, 2003.
ADINUGROHO, Wahyu C., et al. Panduan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut. wahyu catur adinugroho, 2005.
Tim Penulis.2015.Moratorium Tidak Melindungi Hutan, (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151029_indonesia_data_perusahaan), diakses tanggal 29 Oktober 2016.
Tim Penulis.2015.Kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah di Provinsi Riau dikhawatirkan akan meluas menyusul meningkatnya jumlah titik panas di provinsi itu, (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150730_indonesia_kabutasap_riau), diakses tanggal 29 oktober 2016.

Tim penulis.2015.Indonesia Kabut Asap Riau. (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150730_indonesia_kabutasap_riau), diakses tanggal 29 oktober 2016

Tim penulis.2015.Riau kebakaran hutan.

Tim penulis.2016.Hutan Lindung di Kampar terbakar satgas kesulitan jangkau lokasi.(http://daerah.sindonews.com/read/1148719/174/hutan-lindung-di-kampar-terbakar-satgas-kesulitan-jangkau-lokasi-1476941687),diakses tanggal 29 oktober 2016

Tim penulis.2016.Puluhan Bom padamkan kebakaran 50 ha lahan di Meranti. (http://daerah.sindonews.com/read/1147266/174/puluhan-bom-air-dijatuhkan-padamkan-kebakaran-50-ha-lahan-di-meranti-1476445165), diakses tanggal 29 oktober 2016
Tim penulis .2016.Awal Juli,’pembakaran’ hutan dan lahan di Riau melonjak drastis.(http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160702_indonesia_riau_kebakaran_juli), diakses tanggal 14 november 2016
Tim penulis.2016.Tersangka Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Bertambah Jadi 95 Orang.(http://regional.kompas.com/read/2016/10/03/17082191/tersangka.kebakaran.hutan.lahan.di.riau.bertambah.jadi.95.orang), diakses tanggal 14 november 2016

 



0 Profil penulis:

Posting Komentar