INTEGRASI SALURAN AIR OTOMATIS MENGATASI KARHUTLA
(Kebakaran Hutan
dan Lahan)
Muhamad Zainul Faizi
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Malang,
zainulfaizi12@gmail.com
Abstrak
Indonesia
dikenal sebagai negara maritim dengan wilayah perairan yang luas dan ribuan
pulau.Namun, bukan berarti wilayah daratan di Indonesia sedikit. Bahkan,
berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia luas kawasan hutan
Indonesia sekitar 130 juta hektar. Namun, dewasa ini di Indonesia banyak
terjadi kebakaran hutan dan lahan.Kebakaran hutan diakibatkan mulai dari
perubahan cuaca yang ekstrem hingga adanya ulah manusia yang sengaja untuk
keperluan bisnis atau usaha.Kebakaran terjadi di beberapa wilayah yang sangat
luas.Hal ini juga berdampak besar dalam beberapa aspek, yaitu lingkungan,
materiil, dan sosial masyarakat.
Oleh karena itu, penulis membuat rancangan
yang digunakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Rancangan tersebut
diatur dengan pembuatan saluran pipa air yang terintegrasi dengan baik untuk
mengatasi kebakaran secara cepat.Saluran pipa air difungsikan dengan memanfaatkan
sensor suhu dan api, sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran yang
titiknya tidak mudah dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat
berupa saluran air otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya
pengendalian terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cepat sekaligus dapat
bekerja tanpa campur tangan manusia secara langsung.Dengan membangun jaringan
yang begitu luas dengan baik, mengakibatkan kerugian yang ditimbulkan kebakaran
hutan dan lahan akan semakin mengecil.
kata kunci : air, api, pipa, sensor suhu
dan api
PENDAHULUAN
Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi
di Indonesia tersebar di beberapa wilayah dengan rataan area yang terdampak
yang bermacam-macam.
Dikutip dari situs
bbc.com, dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis (29/10), Greenpeace
mempresentasikan data sebaran titik api yang ada di berbagai konsesi di
Indonesia.
Berdasarkan perhitungan
mereka dari tanggal 1 Agustus sampai 26 Oktober 2015, 111.860 kebakaran hutan
dan lahan yang terjadi, kebanyakan terjadi di Kalimantan Tengah (25%) dan
Sumatera Selatan (22%). Sedangkan lokasi kebakaran terbanyak ketiga, atau 10%
dari kebakaran yang terjadi, ada di Papua.
Dengan banyaknya total
area lahan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan membuat perlu upaya penanggulangan
yang tepat untuk mengatasinya.Cara mengatasi sebelumnya menggunakan mobil
pemadam kebakaran dan menggunakan helikopter dianggap masih belum maksimal,
hanya hujan alami yang mampu membuat kebakaran dapat teratasi dengan baik.
Dengan adanya hal tersebut, perlu terobosan
agar masalah kebakaran dapat diatasi dengan baik.Pembangunan saluran air yang
terintegrasi dengan baik pada lahan gambut atau hutan dianggap salah satu
solusi jangka panjang yang jika dapat terealisasi akan menjadi sangat berguna
untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan.
PEMBAHASAN
2.1 MODEL
Rancangan alat yang
akan dipergunakan tersebut diatur dengan pembuatan saluran pipa air yang
terintegrasi dengan baik yang di tanam dibawah lahan perkebunan.Saluran pipa
air ini kemudian dapat difungsikan dengan memanfaatkan sensor suhu dan api,
sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran yang titiknya tidak mudah
dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat berupa saluran air
otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya pengendalian terhadap
kebakaran dapat dilakukan dengan cepat sekaligus dapat bekerja tanpa campur
tangan manusia secara langsung.Namun tetap diberikan sebuah tombol manual untuk
dapat pula menghidupkan pipa air tersebut.
2.2
Akibat dari kebakaran hutan dan lahan
Menurut
Tacconi(2003:28) kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan
berkelanjutan, dampaknya juga langsung pada ekosistem, kontribusi kebakaran
terhadap emisi karbon, dan dampak terhadap keanekaragaman hayati.
Kebakaran
hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia terjadi di beberapa tempat dengan
total wilayah yang sangat luas.Begitupun dengan dampak dari karhutla itu
sendiri, dampak dari kebakaran juga dalam beberapa aspek.Aspek yang pertama
yaitu tentang dampak aspek lingkungan berupa adanya kabut asap.
Aspek kedua dari dampak kebakaran hutan yaitu kerugian secara
materiil.Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana(2016) dalam dua tahun
saja, kerugian akibat kabut asap yang dihitung selama tiga bulan dari Februari
sampai April- di Provinsi Riau mencapai mencapai total sekitar Rp20 triliun.Jumlah ini tidak menutup
kemungkinan akan makin bertambah besar.Hal ini dikarenakan gejala alam El Nino yang
diperkirakan akan terjadi pada musim kemarau 2016 mendatang dikhawatirkan akan
meningkatkan kasus kebakaran hutan di Indonesia. (modifikasi, sumber:www.bbc.com)
PENUTUP
3.1
Kesimpulan dan Saran
Kebakaran hutan dan
lahan yang terjadi di Indonesia terjadi dikarenakan bebreapa sebab.Mulai dari
perubahan cuaca yang ekstrem hingga adanya ulah manusia yang sengaja untuk
keperluan bisnis atau usaha.Kebakaran terjadi di beberapa wilayah yang sangat
luas.Hal ini juga berdampak besar dalam beberapa aspek, yaitu lingkungan,
materiil, dan sosial masyarakat.
Dengan pembuatan
saluaran pipa air yang terintegrasi dengan baik menjadi salah satu upaya dalam
mengatasi kebakaran secara cepat.Saluran pipa air juga makin memudahkan dengan
adanya sensor suhu dan api, sensor tersebut berguna agar saat terjadi kebakaran
yang titiknya tidak mudah dijangkau alat akan tetap berfungsi dengan baik.Alat
berupa saluran air otomatis ini diharapkan mampu membantu agar upaya
pengendalian terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cepat.Meskipun hal ini
memang bukan perkara mudah membangun jaringan yang begitu luas dengan
baik.Namun langkah ini sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi lagi kebakaran
hutan dan lahan, karena kerugian yang ditimbulkan sangatlah luas.
Daftar
Pustaka
TACCONI, Luca. Kebakaran
hutan di Indonesia: penyebab, biaya dan implikasi kebijakan. CIFOR, Bogor,
Indonesia, 2003.
ADINUGROHO, Wahyu C.,
et al. Panduan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut. wahyu
catur adinugroho, 2005.
Tim
Penulis.2015.Moratorium Tidak Melindungi Hutan, (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151029_indonesia_data_perusahaan),
diakses tanggal 29 Oktober 2016.
Tim
penulis.2015.Indonesia Kabut Asap Riau. (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150730_indonesia_kabutasap_riau),
diakses tanggal 29 oktober 2016
Tim penulis.2015.Riau
kebakaran hutan.
(http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160309_indonesia_riau_kebakaranhutan),
diakses tanggal 29 oktober 2016
Tim
penulis.2016.Hutan Lindung di Kampar terbakar satgas kesulitan jangkau lokasi.(http://daerah.sindonews.com/read/1148719/174/hutan-lindung-di-kampar-terbakar-satgas-kesulitan-jangkau-lokasi-1476941687),diakses tanggal 29
oktober 2016
Tim
penulis.2016.Puluhan Bom padamkan kebakaran 50 ha lahan di Meranti. (http://daerah.sindonews.com/read/1147266/174/puluhan-bom-air-dijatuhkan-padamkan-kebakaran-50-ha-lahan-di-meranti-1476445165),
diakses tanggal 29 oktober 2016
Tim penulis .2016.Awal
Juli,’pembakaran’ hutan dan lahan di Riau melonjak drastis.(http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160702_indonesia_riau_kebakaran_juli),
diakses tanggal 14 november 2016
Tim
penulis.2016.Tersangka Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Bertambah Jadi 95
Orang.(http://regional.kompas.com/read/2016/10/03/17082191/tersangka.kebakaran.hutan.lahan.di.riau.bertambah.jadi.95.orang),
diakses tanggal 14 november 2016
0 Profil penulis:
Posting Komentar